Rabu, 29 April 2015

T___________T

Nangis bacanya.

Aku terlalu sombong sampe lupa mendekati-Nya dan akhirnya diingatkan lagi melalui ujian masalah.

T____________T

Selasa, 14 April 2015

Just.. (7)

Akhir-akhir ini aku berusaha untuk selalu mengucap doa yang acapkali terlupa sebelum menutup mata.
Aku takut esok pagi dan seterusnya aku tak akan pernah lagi terjaga.

Sabtu, 04 April 2015

Pisang Cokelat Zombie, my own receipt.. -_-

Bahan :
- Pisang kripik, tunggu sampe terlalu mateng sangatttt, sampe teksturnya lembek
- Susu cokelat kental manis
- Minyak goreng dikitttt

Alat :
- Kompor
- Wajan teflon plus sutil
- Piring plus garpu buat makan

Cara bikin :
- As I say, harus pake pisang yang kematengan sangat, dalam hal ini pisang yang dibeli tapi kelupaan buat diolah
- Panaskan minyak di atas wajan teflon, dikit banget aja, asal merata
- Kupas pisang belah melintang, trus taruh di atas wajan semuanya
- Panggang pisang sampe gosong, kekeke..
- Kalo udah gosong, sajikan di atas piring, trus siram sama susu cokelat kental manis sebanyak yang kita suka
- Normally, di atasnya kita parutin keju. Tapi nanti namanya pisang cokelat keju. Yang ini resep improvisasi, so let's pass the cheese.
- Trus makan deh, mumpung lagi panas.
It looks horrible, but tastes pretty good.

New hair cut, same old face, same old heart, weks..

Kamis, 02 April 2015

Yes, I have a dark skin, so what?!

Ini game android. Namanya, Hijab Salon kalo nggak salah. Aku iseng nginstall di hp, buat mainan aja. Tapi aku suka layout cewenya. Dia cantik, dan berhijab. Selain bisa ganti warna mata, bentuk dan warna hijab, warna eyeshadow, warna lipstik, blush on, bentuk alis dan maskara, seperti dress up make up games umumnya, kita juga bisa ganti warna kulit.

Aku suka ngasih dia warna kulit kayak di gambar ini, kadang sedikit lebih terang, cuma sedikit tapi.. Rasanya ngeliat kulitku sendiri. Sayang nggak ada aksesoris kacamata. Kalo ada mungkin aku bisa bikin dia kayak avatar. Tapi mataku nggak seindah itu, hidungku apalagi. Pendek kata, gimana juga cewe itu jauh terlalu cantik buat dibikin avatarku.

Nah, bicara soal warna kulit, aku berkulit gelap. Gen bapak begitu dominan, sampe aku ngerasa jadi mutan di tengah sepupu dari mama, karena kulitku dan almarhum kakak paling gelap. Waktu sd, bahkan ada 2 anak nakal di kelas yang suka ngatain aku dakocan saking gelapnya kulitku. Aku inget mereka dengan baik karena mereka berdua cowo.

Anggeplah itu kenakalan bocah. Tapi sepanjang remaja, smp dan sma, aku suka minder sama kulit gelapku. Aku suka pake rok seragam yang agak jauh di bawah lutut, biar betis itemku nggak begitu kentara kalo pergi sekolah. Aku juga nggak nyaman deketan sama temen cewe yang kulitnya putih, aku bakal keliatan makin item.

Parahnya lagi, waktu kuliah semester awal, jaman ospek maba, aku pernah dikatain kaki diplitur sama cowo yang aku nggak kenal. Anak fakultas lain yang papasan di jalan. Ceritanya waktu itu aku pake rok - masih jauh di bawah lutut - hitam dan kemeja putih, seragam wajib ospek maba. Mungkin waktu itu aku pake lotion kebanyakan, entah. Tapi setelah hari itu, sampe ospek selesai, aku selalu pake celana panjang. Hhh, aku sakit hati waktu itu, cowo itu nyeletuk dengan wajah tanpa dosa sambil cekikikan sama temennya. Pasti dia kena karma, udah bikin aku sakit hati.

See. Semua yang ngatain aku adalah cowo. Cowo Indonesia. Yang dengan piciknya selalu menganggap cewe cantik adalah cewe berkulit putih kayak nonik tionghoa. Bahkan sampe sedewasa ini, lingkunganku selalu dipenuhi dengan cowo yang menilai cewe putih itu cantik. Ak, mungkin seantero jagat Indonesia Raya mikir kayak gitu. Tau sendiri gimana gencarnya iklan pemutih wajah yang makin mensugesti masyarakat kalo putih itu cantik.

Aku hampir benci mereka. Cowo-cowo picik yang ngeliat jijik cewe berkulit gelap. Mereka pikir mereka ganteng sedunia akherat mungkin, bisa nilai orang segitu ceteknya. Arghhh!!! Bahkan sekalipun sekarang kulitku nggak segelap dulu.

Aku selalu senyum asem tiap ketemu orang yang bilang, 'Eh, kamu putih ya sekarang', atau 'Kulitmu kok tambah bersih'. F**k you! Pengen sih neriakin itu, emang aku dulu sebutek apaaaaa?!?!?!?! Tapi biasanya aku cuman senyum sambil bilang, masa? seringan ngac mungkin ya..

Fiuh.. hahah.. jadi miris setengah emosi jiwa tiap inget kasus warna kulit. Udah berasa diskriminasi apartheid aja. Gosh, it's not that I want them to call me pretty. Geez.. my skin was, is, and will always be a dark one. Aku juga nggak pengen dibilang cantik sama cowo-cowo yang pikirannya cetek kayak mereka. 

Oh boy, aku emosi jiwa..

Renungi ini..

Kadang aku kagum pada diriku sendiri.
Aku masih mampu berdiri,
lalu kembali lagi,
Meski berkali tersakiti
.
.
.
This is one of my favourite. Namanya pandan bali. Mungkin satu genus dengan pohon palm, entah, aku cuma ngarang.

Aku suka pohon ini, ak, tanaman ini. Di rumah ada 5 pot, setelah satu pot hampir sebulan yang lalu aku ikhlaskan buat mempercantik kantor.

Hebatnya tanaman ini, he's tough. Meski tumbuh tanpa air yang cukup, tanah yang bagus, boro-boro pupuk berkualitas. But he stands still.

Dulu cuma ada 2 batang, trus berkat saran mbak Ike, tanaman ini ternyata bisa dibiakkan dengan mudah.

Beberapa waktu lalu, bapak berusaha membiakkan lagi, dipotong dari tanaman induk, trus batang terpotong itu ditancapkan di pot baru. Entah salah teknis, atau mungkin tanahnya nggak produktif lagi, tanaman baru ini nggak tumbuh kokoh, aku bahkan bisa dengan gampang ngelepas dari potnya karena dia nggak kunjung berakar. Kata bapak, yang satu itu sudah mati, daunnya mencokelat, dan nunduk semua. Tapi, tau apa? Dari tengah kumpulan daunnya terus tumbuh daun-daun baru.

Di kantor lagi gencar kerja bakti gegara reorganisasi dan peningkatan standar layanan. Kapan itu jeng Riri beli si lucu ekor tupai buat ditaruh di meja teller. Sayangnya, si lucu itu jadi menua sebelum waktunya dan akhirnya mati. Kemaren aku juga beli 2 kantong si lucu itu. Kata yang jual, ekor tupai memang gak kuat ac.

Kembali ke pandan bali. Bowo suka sentimen sama tanaman ini, sementang potnya terlalu berat buat dibawa keluar, tanaman ini jarang disiram. Kapan itu aku sakit hati, akhirnya ambil seember air trus taksiramin. Alhasil lantai kantor jadi becek. Hahahah, kapok kan si Bowo, dia nggak nyiram kembangku tapi ngepel.

Ajaibnya, sama seperti saudaranya di rumah, meski kurang air dan digempur hembus ac yang bikin kering, daun-daun baru terus tumbuh dari ujungnya.

He's tough, isn't he?


Cuti hari 2 - a target

Habisiiii.

Niatnya sih begitu.

Yosh! Semangat!!!