Sabtu, 22 Maret 2014

Jun-chan (2)

Ini Jun-chan, adikku.
Bukan, dia orang lain. Bukan siapa-siapa. Tapi aku menganggapnya begitu.

Aku meminta untuknya dalam setiap doaku pada Sang Sebaik-baik tempat meminta. Sebanyak aku meminta untuk diriku sendiri, dan untuk kedua orang tuaku.

Agar dia selalu dalam lindungan-Nya, agar dia selalu berjalan dalam ridho-Nya, agar dia mendapat segala yang terbaik.

Suatu hari, dia bercerita, hatinya tertambat pada seseorang. Aku sudah menduga. Gadis itu, belakangan sangat sering disebutnya.

Aku bahagia. Salah satu doaku terjawab sudah. Tapi, aku tetap manusia biasa. Aku takut diabaikan. Kini, apalagi nanti jika mereka benar-benar bersama.

Tuhan, aku salah. Tapi mau bagaimana. Aku takut diabaikan. Lalu, perasaan takut itu menggerogoti hatiku, membuat luka yang teramat sangat hingga aku berair mata.

Aku, takut diabaikan
.
.
.