Katanya, wanita lebih sering menggunakan hati untuk bersikap. Sebaliknya, laki-laki terlalu mengandalkan otak untuk memutuskan sesuatu. Naturally as a female, aku juga terlalu mengeksplor organ dalam yang bernama hati. And I hate that.
Mengesampingkan fungsi biologisnya, hati dan otak adalah bagian tubuh yang diberikan Sang Maha Baik untuk manusia, yang membedakan kita dari mahkluk lain ciptaanNya. Kita jadi bisa berpikir dan merasa.
Tapi anehnya, dua organ yang sebenarnya prosedur kerjanya saling berhubungan ini, ternyata seringkali dianggap bertentangan saat terkait dengan sesuatu yang disebut perasaan. Dari situ akan muncul istilah logis dan emosional. Logis adalah saat kita mengandalkan otak, sebaliknya emosional adalah saat kita mengedepankan hati.
Aku belum menemukan satu penjelasan ilmiah pun, mengapa hati wanita lebih sering mengalahkan otaknya. Aku ingin memenangkan otakku atas hati, seringkali. Tapi selalunya gagal, tanpa aku bisa mengerti. Seperti juga kali ini.
Jadi apa yang seharusnya ideal?
Terlalu mengandalkan otak? Tidak! Tidak!
Selalu memenangkan hati? Tidak! Tidak!
Berharap otakmu berhati? Atau hatimu berotak? Bisa jadi! Bisa jadi!
.
.
.
See... tulisanmu bagus tauuuukkk. Aku iri sepertinya.
BalasHapus