
Fufufu... Thai movie lagiiiii, yaoi lagiiiiii... Hm, hm, sebenernya terlalu "ringan" untuk yaoi. One word for this movie : so cute, so sweet, love it!!!!! Hohoho... I make it six...
Ketagihan nonton Thai movie? Nggak juga, tapi memang sudah berkali-kali baca judul movie ini di berbagai review boys love movie, cuman baru sempet dan tertarik akhir-akhir ini, terutama setelah nonton A Little Thing Called Love.
Seperti judulnya, film ini bercerita tentang cinta, dalam segala hubungan, keluarga, teman, kekasih (???). Pernah denger ungkapan "batas antara persahabatan dan cinta itu tipis"? Begitu juga dengan film ini, meskipun yang bersahabat dan bercinta (??) itu adalah dua orang cowok.
Tong dan Mew bertetangga sejak kecil. Jika Tong tinggal dengan keluarga lengkap yang harmonis, Mew hanya tinggal bersama nenek dan pembantunya. Mew selalu jadi bulan-bulanan teman-teman di sekolahnya karena dianggap sissy, hanya Tong yang melindungi dan menemaninya. Itu membuat mereka dekat dan akrab. Kesedihan yang mendalam karena kehilangan kakak perempuan Tong, membuat ayah Tong memutuskan untuk mengajak keluarganya pindah. Mew sedih, merasa kehilangan.
Beberapa tahun kemudian, mereka berdua bertemu lagi secara nggak sengaja. Tong mencari CD rekaman milik band Mew dan teman-temannya, August Band. Karena kehabisan, Mew berjanji akan mengopy-kan untuk Tong. Pertemuan kembali itu membuat Mew berbunga-bunga. Permintaan produsernya untuk membuat lagu bertema cinta, dengan mudah bisa diselesaikan.
Tong punya pacar, seorang cewek bernama Donut. Mew sendiri sudah sejak kecil ditaksir penghuni rumah lama Tong, namanya Ying. Tapi Mew nggak pernah tau Ying menyukainya, sedangkan Tong nggak pernah yakin sama perasaannya pada Donut.
Tong sebenarnya sering merasa tertekan dengan keadaan keluarganya, ibu yang over-protective, dan ayah yang alcoholic, semuanya akibat kehilangan kakak perempuannya. Suatu hari, Mew meminta Tong buat datang ke studio tempat August Band rekaman, dia bilang ada sesuatu yang ingin ditunjukkan. Tong tercekat melihat manajer August Band, June, yang bagai pinang dibelah dua dengan Tang, kakaknya yang hilang beberapa tahun yang lalu.
Malam itu Tong memutuskan untuk menginap di rumah Mew, tidur di tempat tidur yang sama dengan Mew, sama seperti saat mereka masih anak-anak. Malam itu, Mew menceritakan tentang ketakutannya akan kesepian, yang dirasakan sejak kepindahan Tong, dan kepergian neneknya. Bertahun-tahun Mew selalu merasa sendiri dan kesepian.
"Is it possible Tong, that we can love someone and never be afraid of losing them? Is it possible that we can live our entire life without loving anyone at all?"
Tong kemudian merengkuh Mew dalam lingkar lengannya, menyandarkan kepalanya di kepala Mew... :-*
Ibu Tong akhirnya memutuskan untuk meminta June berpura-pura menjadi putrinya, untuk menyembuhkan depresi dan ketergantungan suaminya pada alkohol. Keadaan keluarga Tong membaik sejak kehadiran June. Ayahnya kemudian memutuskan untuk mengadakan pesta untuk menyambut kepulangan "Tang". August Band tampil untuk meramaikan acara itu. June mengerutkan kening, melihat ekspresi Tong dan Mew saat August Band memainkan lagu baru mereka. Mew menyanyi dengan pandangan penuh cinta pada Tong, Tong sendiri kelihatan berseri-seri melihat Mew, wakwakwak.... so sweet.. so sweet.. so sweet..
Setelah pesta usai, Tong dan Mew duduk berdua.
"The song is beautiful, how did you write it?"
"Without you in my life, there wouldn't be such a song. After hearing it, do you have anything to say?"
Tong merengkuh pundak Mew, menyandarkan kepala Mew di kepalanya, lalu membelai rambut Mew pelan.
"I.. can say this..."
Mereka saling menatap sebentar, Tong lalu mencium Mew lembut, huahahahahhahaah.....
Sayangnya adegan manis itu terlihat ibu Tong.
Keesokan harinya, ibu Tong mendatangi Mew dan meminta Mew menjauhi Tong, anak yang menjadi satu-satunya harapan setelah kepergian Tang. Mew putus asa, patah hati, nggak bersemangat. Tong juga hancur, Mew nggak mau lagi menemuinya. Ying akhirnya tau, perasaannya selama ini nggak tersampaikan karena Mew ternyata menyukai orang lain, yang ternyata seorang cowok. Mew nggak mau lagi bermusik, dia ngerasa nggak bisa memainkan lagu cinta sementara dia sedang patah hati. Tong lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman sekolahnya, secara nggak langsung, dia juga sering bertemu Ying. Itu menjadikan mereka dekat, Ying paham betul bagaimana perasaan Tong pada Mew, sekalipun dia sendiri juga menyukai Mew.
Berbagai peristiwa di keluarga Tong selama keberadaan June, akhirnya menyadarkan orang tua Tong akan arti keluarga. Ayahnya akhirnya bisa menerima bahwa Tang nggak lagi bersama mereka. Ibunya akhirnya menyadari, bahwa Tong berhak untuk memilih sendiri mana yang menurutnya baik. Mew sendiri akhirnya kembali semangat untuk bermusik.
Saat malam natal, Tong memenuhi ajakan Donut dengan perasaan nggak tenang. Malam itu August Band tampil di Siam Square. Saat Donut menyeretnya terburu-buru, pandangan Tong justru terpaku pada layar preview yang menayangkan penampilan live August Band. Tong tergugu, perasaannya pada Mew masih sama. Saat itu, dia baru punya keyakinan dan keberanian untuk mengatakan perasaannya yang sebenarnya pada Donut, dia nggak bisa bersama cewek itu. Detik berikutnya, Tong sudah berlari kencang ke tempat August Band tampil, Ying sudah menunggunya. Melihat Tong di kejauhan, ekspresi Mew masih sama saat menatap teman masa kecilnya itu, penuh cinta. Begitu pertunjukan selesai, Tong menarik tangan Ying buat mendekat ke arah panggung, tapi begitu hampir dekat, Ying melepaskan tangan Tong dan menjauh, nggak ingin mengganggu kedua cowok itu.
Ending-nya memang nggak begitu happy, karena mereka berdua nggak bersatu. Sama seperti kejadian saat di pesta di rumah Tong, seusai pertunjukan, Tong menemui Mew.
"The music was great"
"Do you have anything to say after listening to it?"
Tong diam sebentar.
"I can't stay by your side as your boyfriend..."
Senyum Mew yang dari tadi mengembang, menghilang perlahan. Tapi dia berusaha tersenyum lagi, mencoba mengerti.
"But it doesn't mean that I don't love you..." lanjut Tong.
"Thank you.." kali ini Mew benar-benar tersenyum.
Ouh... what a long review. Duhhhhhh... pengennya saya berbagi film ini, sumpahhhh... Nanti lah, setelah saya balik ke paket s****y 1 mbps yah, bulan depan, sodara-sodara... T_T
Cinta... Cinta... Cinta... film ini!!! Cinta sangadh!!! Saya suka banget sama dua bocah pemeran utamanya. Setelah Takumi-kun (tercinta yang nggak tergantikan :p), saya greget-greget nonton film ini. Menurut saya, Mew sebenarnya nggak sissy, dia cuman sweet. I think being sissy and being sweet are two different things. Saya harus berteriak tertahan setiap kali ngeliat mereka berdua beradegan manis, gagagagagag... Seandainya ngaca, mungkin muka saya yang item ini udah blushing-blushing, hahahahay... Bener-bener manis, bahkan dari adegan-adegan sejak mereka anak-anak. Oh iya, lupa menulis, kalo pas remaja Mew yang tidur di pelukan Tong, pas anak-anak justru Tong yang tidur di pelukan Mew sambil nangis karena kakaknya nggak juga ketemu.
Hhhhhh... berbusa jaya nyeritain film ini, pokoknya : cinta-love-of-siam-titik.
To all the loves that bring us to life.
Ketagihan nonton Thai movie? Nggak juga, tapi memang sudah berkali-kali baca judul movie ini di berbagai review boys love movie, cuman baru sempet dan tertarik akhir-akhir ini, terutama setelah nonton A Little Thing Called Love.
Seperti judulnya, film ini bercerita tentang cinta, dalam segala hubungan, keluarga, teman, kekasih (???). Pernah denger ungkapan "batas antara persahabatan dan cinta itu tipis"? Begitu juga dengan film ini, meskipun yang bersahabat dan bercinta (??) itu adalah dua orang cowok.
Tong dan Mew bertetangga sejak kecil. Jika Tong tinggal dengan keluarga lengkap yang harmonis, Mew hanya tinggal bersama nenek dan pembantunya. Mew selalu jadi bulan-bulanan teman-teman di sekolahnya karena dianggap sissy, hanya Tong yang melindungi dan menemaninya. Itu membuat mereka dekat dan akrab. Kesedihan yang mendalam karena kehilangan kakak perempuan Tong, membuat ayah Tong memutuskan untuk mengajak keluarganya pindah. Mew sedih, merasa kehilangan.
Beberapa tahun kemudian, mereka berdua bertemu lagi secara nggak sengaja. Tong mencari CD rekaman milik band Mew dan teman-temannya, August Band. Karena kehabisan, Mew berjanji akan mengopy-kan untuk Tong. Pertemuan kembali itu membuat Mew berbunga-bunga. Permintaan produsernya untuk membuat lagu bertema cinta, dengan mudah bisa diselesaikan.
Tong punya pacar, seorang cewek bernama Donut. Mew sendiri sudah sejak kecil ditaksir penghuni rumah lama Tong, namanya Ying. Tapi Mew nggak pernah tau Ying menyukainya, sedangkan Tong nggak pernah yakin sama perasaannya pada Donut.
Tong sebenarnya sering merasa tertekan dengan keadaan keluarganya, ibu yang over-protective, dan ayah yang alcoholic, semuanya akibat kehilangan kakak perempuannya. Suatu hari, Mew meminta Tong buat datang ke studio tempat August Band rekaman, dia bilang ada sesuatu yang ingin ditunjukkan. Tong tercekat melihat manajer August Band, June, yang bagai pinang dibelah dua dengan Tang, kakaknya yang hilang beberapa tahun yang lalu.
Malam itu Tong memutuskan untuk menginap di rumah Mew, tidur di tempat tidur yang sama dengan Mew, sama seperti saat mereka masih anak-anak. Malam itu, Mew menceritakan tentang ketakutannya akan kesepian, yang dirasakan sejak kepindahan Tong, dan kepergian neneknya. Bertahun-tahun Mew selalu merasa sendiri dan kesepian.
"Is it possible Tong, that we can love someone and never be afraid of losing them? Is it possible that we can live our entire life without loving anyone at all?"
Tong kemudian merengkuh Mew dalam lingkar lengannya, menyandarkan kepalanya di kepala Mew... :-*
Ibu Tong akhirnya memutuskan untuk meminta June berpura-pura menjadi putrinya, untuk menyembuhkan depresi dan ketergantungan suaminya pada alkohol. Keadaan keluarga Tong membaik sejak kehadiran June. Ayahnya kemudian memutuskan untuk mengadakan pesta untuk menyambut kepulangan "Tang". August Band tampil untuk meramaikan acara itu. June mengerutkan kening, melihat ekspresi Tong dan Mew saat August Band memainkan lagu baru mereka. Mew menyanyi dengan pandangan penuh cinta pada Tong, Tong sendiri kelihatan berseri-seri melihat Mew, wakwakwak.... so sweet.. so sweet.. so sweet..
Setelah pesta usai, Tong dan Mew duduk berdua.
"The song is beautiful, how did you write it?"
"Without you in my life, there wouldn't be such a song. After hearing it, do you have anything to say?"
Tong merengkuh pundak Mew, menyandarkan kepala Mew di kepalanya, lalu membelai rambut Mew pelan.
"I.. can say this..."
Mereka saling menatap sebentar, Tong lalu mencium Mew lembut, huahahahahhahaah.....
Sayangnya adegan manis itu terlihat ibu Tong.
Keesokan harinya, ibu Tong mendatangi Mew dan meminta Mew menjauhi Tong, anak yang menjadi satu-satunya harapan setelah kepergian Tang. Mew putus asa, patah hati, nggak bersemangat. Tong juga hancur, Mew nggak mau lagi menemuinya. Ying akhirnya tau, perasaannya selama ini nggak tersampaikan karena Mew ternyata menyukai orang lain, yang ternyata seorang cowok. Mew nggak mau lagi bermusik, dia ngerasa nggak bisa memainkan lagu cinta sementara dia sedang patah hati. Tong lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman sekolahnya, secara nggak langsung, dia juga sering bertemu Ying. Itu menjadikan mereka dekat, Ying paham betul bagaimana perasaan Tong pada Mew, sekalipun dia sendiri juga menyukai Mew.
Berbagai peristiwa di keluarga Tong selama keberadaan June, akhirnya menyadarkan orang tua Tong akan arti keluarga. Ayahnya akhirnya bisa menerima bahwa Tang nggak lagi bersama mereka. Ibunya akhirnya menyadari, bahwa Tong berhak untuk memilih sendiri mana yang menurutnya baik. Mew sendiri akhirnya kembali semangat untuk bermusik.
Saat malam natal, Tong memenuhi ajakan Donut dengan perasaan nggak tenang. Malam itu August Band tampil di Siam Square. Saat Donut menyeretnya terburu-buru, pandangan Tong justru terpaku pada layar preview yang menayangkan penampilan live August Band. Tong tergugu, perasaannya pada Mew masih sama. Saat itu, dia baru punya keyakinan dan keberanian untuk mengatakan perasaannya yang sebenarnya pada Donut, dia nggak bisa bersama cewek itu. Detik berikutnya, Tong sudah berlari kencang ke tempat August Band tampil, Ying sudah menunggunya. Melihat Tong di kejauhan, ekspresi Mew masih sama saat menatap teman masa kecilnya itu, penuh cinta. Begitu pertunjukan selesai, Tong menarik tangan Ying buat mendekat ke arah panggung, tapi begitu hampir dekat, Ying melepaskan tangan Tong dan menjauh, nggak ingin mengganggu kedua cowok itu.
Ending-nya memang nggak begitu happy, karena mereka berdua nggak bersatu. Sama seperti kejadian saat di pesta di rumah Tong, seusai pertunjukan, Tong menemui Mew.
"The music was great"
"Do you have anything to say after listening to it?"
Tong diam sebentar.
"I can't stay by your side as your boyfriend..."
Senyum Mew yang dari tadi mengembang, menghilang perlahan. Tapi dia berusaha tersenyum lagi, mencoba mengerti.
"But it doesn't mean that I don't love you..." lanjut Tong.
"Thank you.." kali ini Mew benar-benar tersenyum.
Ouh... what a long review. Duhhhhhh... pengennya saya berbagi film ini, sumpahhhh... Nanti lah, setelah saya balik ke paket s****y 1 mbps yah, bulan depan, sodara-sodara... T_T
Cinta... Cinta... Cinta... film ini!!! Cinta sangadh!!! Saya suka banget sama dua bocah pemeran utamanya. Setelah Takumi-kun (tercinta yang nggak tergantikan :p), saya greget-greget nonton film ini. Menurut saya, Mew sebenarnya nggak sissy, dia cuman sweet. I think being sissy and being sweet are two different things. Saya harus berteriak tertahan setiap kali ngeliat mereka berdua beradegan manis, gagagagagag... Seandainya ngaca, mungkin muka saya yang item ini udah blushing-blushing, hahahahay... Bener-bener manis, bahkan dari adegan-adegan sejak mereka anak-anak. Oh iya, lupa menulis, kalo pas remaja Mew yang tidur di pelukan Tong, pas anak-anak justru Tong yang tidur di pelukan Mew sambil nangis karena kakaknya nggak juga ketemu.
Hhhhhh... berbusa jaya nyeritain film ini, pokoknya : cinta-love-of-siam-titik.
To all the loves that bring us to life.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar