
Baru aja selesai nonton movie ini, emang movie lama, baru "nemu" sih, heheheh... Movie ini adalah join project Jepang - China - Taiwan. Berlatar tempat ketiga negara itu dengan tiga cerita berbeda, tapi tokohnya saling berhubungan. Hmmmh... one word : baguzzzzz... :)
Cerita yang pertama ber-setting Tokyo, antara Michiko (Jepang), dan Yao (Taipei). Michiko adalah seorang pelukis, sementara Yao datang ke Tokyo untuk belajar jadi seorang kartunis profesional. Cerita pertama ini satu-satunya yang happy ending. Meskipun selama cerita kedua tokohnya jarang berinteraksi, tapi di akhir cerita mereka akhirnya ketemu, dan scene terakhirnya menurut saya "a happy ending for a happy beginning".
Cerita kedua ber-setting Taipei, antara Tecchan (Jepang) dan A Si (Taipei). Ceritanya, Tecchan mungkin teman baik Michiko, karena di cerita pertama, ada scene mereka saling bertelepon. Saya kurang suka cerita yang ini, hahahahah... Hanging-hanging gak jelas gitu... Tapi sebenernya cerita ini paling lucu, karena ada kesulitan komunikasi antara kedua tokohnya.
Saya paling suka cerita yang ketiga, nggak tau kenapa, saya agak berkaca-kaca pas nonton cerita yang ketiga ini, heheheh... Ceritanya ber-setting di Shanghai, antara Shuhei (Jepang) dan Yun (Shanghai). Di cerita yang pertama, Shuhei adalah guru di tempat kursus Bahasa Jepang yang diikuti Yao. Dia datang ke Shanghai buat belajar. Dia pengen belajar ke luar negeri agar bisa meraih cita-citanya bersama Yukiko, pacarnya yang sedang belajar di Barcelona. Yun, adalah seorang gadis Shanghai yang polos, anak pemilik rumah dimana Shuhei nge-kost. Keduanya nggak begitu sulit berkomunikasi, Shuhei lumayan lancar berbahasa Mandarin, Yun cepat belajar bahasa Jepang, selain itu mereka cukup fasih berbahasa Inggris.
Berawal dari menanyakan alamat rumah pada Yun untuk diberitahukan pada Yukiko, Shuhei yang setiap hari harus bekerja part-time di sebuah Spanish restaurant, menitipkan pada Yun kalau-kalau sewaktu-waktu ada surat atau paket kiriman dari Yukiko. Paket itu akhirnya datang, tapi Yun heran, bukannya senang, Shuhei justru terlihat kecewa dan sedih ngeliat paket berisi postcard dan bola kasti itu.
Keesokan harinya, Yun nggak sengaja menemukan serpihan kertas yang jatuh dari arah loteng, kamar yang ditempati Shuhei. Setelah dikumpulkan, serpihan kertas itu ternyata adalah postcard dari Yukiko yang disobek-sobek Shuhei. Tanpa sepengetahuan Shuhei, Yun menyatukan lagi postcard itu, trus berusaha mencari tau arti kalimat-kalimat Yukiko yang semuanya ditulis dengan huruf Jepang. Berbekal kamus, Yun menterjemahkan satu persatu kata. Kalo udah mentok nggak paham, Yun bertanya pada Shuhei. Tololnya, Shuhei nggak pernah sadar, kalau yang ditanyakan Yun adalah isi surat Yukiko.
Selama menterjemahkan surat Yukiko, Yun ternyata menyukai Shuhei. Dia ingin belajar di Barcelona suatu hari nanti, seperti Yukiko, itulah makanya dia ingin kuliah mengambil jurusan Bahasa Spanyol. Dia bahkan membuat rambutnya jadi curly, seperti rambut Yukiko yang diceritakan Shuhei. Ibunya jelas marah-marah, sibuk men-cathok agar rambut Yun kembali seperti semula. Shuhei bukannya nggak sadar, dia ingat pernah menceritakan gambaran fisik seorang Yukiko pada Yun...
Mendekati hari-hari Shuhei kembali ke Jepang, Yun baru bisa menyelesaikan terjemahan suratnya. Itupun masih juga dengan bertanya pada Shuhei. Kata terakhir yang ditanyakan Yun, memiliki arti "escape". Ternyata, postcard yang ditulis Yukiko berisi pengakuan bahwa dia ingin pergi dari Shuhei "escaping from you.." karena merasa, mimpi-mimpi yang selama ini dikatakan Shuhei, bukanlah mimpi mereka, tapi mimpi Shuhei sendiri.
Akhirnya tiba waktu Shuhei untuk pergi. Waktu Yun bertanya, kapan dia akan kembali, Shuhei bilang secepatnya, karena dia ingin melanjutkan sekolahnya di Shanghai.
"Good luck," kata Yun.
"Chai jien," kata Shuhei.
"Sayonara," jawab Yun.
Shuhei tertawa.
"Sayonara"
"Te quiero," celetuk Yun.
"Hah?" Shuhei menatap heran.
"Spanish. Bye-bye..," jawab Yun.
Shuhei akhirnya berkali-kali meneriakkan "te quiero" sambil melambaikan tangan pada Yun, sementara taksi yang membawanya pergi menjauh.
Beberapa tahun kemudian, Shuhei kembali ke Shanghai, berkunjung ke Spanish restaurant tempatnya bekerja part time. Pemiliknya yang pernah tinggal di Jepang, masih saja ramah dan menyambutnya. Dia menunjuk beberapa orang mahasiswa asing dari Spanyol yang waktu itu datang ke restorannya. Mendengar Spanyol, ketika para mahasiswa itu terlihat akan pergi, Shuhei spontan berkata "Hey! Te quiero!!" Para mahasiswa Spanyol itu tertawa.
"Are you kidding?!"
Shuhei terlihat heran.
"I mean.. sayonara, good bye," jelas Shuhei.
Mereka tetap tertawa sambil berlalu.
Pemilik restoran yang ikut tertawa kemudian menjelaskan pada Shuhei yang bingung. Te quiero dalam Spanish, artinya I love you. Shuhei tergugu... Itukah yang dikatakan Yun waktu itu??
Tapi waktu mengubah semuanya, perkampungan rumah Yun sudah tidak ada lagi, begitu juga dengan para penghuninya..
Duh, kesel, cerita favorit saya malah nggak happy ending, huhuhuhu... Tapi tetep suka sama cerita ini. Hhhh...
Cerita yang pertama ber-setting Tokyo, antara Michiko (Jepang), dan Yao (Taipei). Michiko adalah seorang pelukis, sementara Yao datang ke Tokyo untuk belajar jadi seorang kartunis profesional. Cerita pertama ini satu-satunya yang happy ending. Meskipun selama cerita kedua tokohnya jarang berinteraksi, tapi di akhir cerita mereka akhirnya ketemu, dan scene terakhirnya menurut saya "a happy ending for a happy beginning".
Cerita kedua ber-setting Taipei, antara Tecchan (Jepang) dan A Si (Taipei). Ceritanya, Tecchan mungkin teman baik Michiko, karena di cerita pertama, ada scene mereka saling bertelepon. Saya kurang suka cerita yang ini, hahahahah... Hanging-hanging gak jelas gitu... Tapi sebenernya cerita ini paling lucu, karena ada kesulitan komunikasi antara kedua tokohnya.
Saya paling suka cerita yang ketiga, nggak tau kenapa, saya agak berkaca-kaca pas nonton cerita yang ketiga ini, heheheh... Ceritanya ber-setting di Shanghai, antara Shuhei (Jepang) dan Yun (Shanghai). Di cerita yang pertama, Shuhei adalah guru di tempat kursus Bahasa Jepang yang diikuti Yao. Dia datang ke Shanghai buat belajar. Dia pengen belajar ke luar negeri agar bisa meraih cita-citanya bersama Yukiko, pacarnya yang sedang belajar di Barcelona. Yun, adalah seorang gadis Shanghai yang polos, anak pemilik rumah dimana Shuhei nge-kost. Keduanya nggak begitu sulit berkomunikasi, Shuhei lumayan lancar berbahasa Mandarin, Yun cepat belajar bahasa Jepang, selain itu mereka cukup fasih berbahasa Inggris.
Berawal dari menanyakan alamat rumah pada Yun untuk diberitahukan pada Yukiko, Shuhei yang setiap hari harus bekerja part-time di sebuah Spanish restaurant, menitipkan pada Yun kalau-kalau sewaktu-waktu ada surat atau paket kiriman dari Yukiko. Paket itu akhirnya datang, tapi Yun heran, bukannya senang, Shuhei justru terlihat kecewa dan sedih ngeliat paket berisi postcard dan bola kasti itu.
Keesokan harinya, Yun nggak sengaja menemukan serpihan kertas yang jatuh dari arah loteng, kamar yang ditempati Shuhei. Setelah dikumpulkan, serpihan kertas itu ternyata adalah postcard dari Yukiko yang disobek-sobek Shuhei. Tanpa sepengetahuan Shuhei, Yun menyatukan lagi postcard itu, trus berusaha mencari tau arti kalimat-kalimat Yukiko yang semuanya ditulis dengan huruf Jepang. Berbekal kamus, Yun menterjemahkan satu persatu kata. Kalo udah mentok nggak paham, Yun bertanya pada Shuhei. Tololnya, Shuhei nggak pernah sadar, kalau yang ditanyakan Yun adalah isi surat Yukiko.
Selama menterjemahkan surat Yukiko, Yun ternyata menyukai Shuhei. Dia ingin belajar di Barcelona suatu hari nanti, seperti Yukiko, itulah makanya dia ingin kuliah mengambil jurusan Bahasa Spanyol. Dia bahkan membuat rambutnya jadi curly, seperti rambut Yukiko yang diceritakan Shuhei. Ibunya jelas marah-marah, sibuk men-cathok agar rambut Yun kembali seperti semula. Shuhei bukannya nggak sadar, dia ingat pernah menceritakan gambaran fisik seorang Yukiko pada Yun...
Mendekati hari-hari Shuhei kembali ke Jepang, Yun baru bisa menyelesaikan terjemahan suratnya. Itupun masih juga dengan bertanya pada Shuhei. Kata terakhir yang ditanyakan Yun, memiliki arti "escape". Ternyata, postcard yang ditulis Yukiko berisi pengakuan bahwa dia ingin pergi dari Shuhei "escaping from you.." karena merasa, mimpi-mimpi yang selama ini dikatakan Shuhei, bukanlah mimpi mereka, tapi mimpi Shuhei sendiri.
Akhirnya tiba waktu Shuhei untuk pergi. Waktu Yun bertanya, kapan dia akan kembali, Shuhei bilang secepatnya, karena dia ingin melanjutkan sekolahnya di Shanghai.
"Good luck," kata Yun.
"Chai jien," kata Shuhei.
"Sayonara," jawab Yun.
Shuhei tertawa.
"Sayonara"
"Te quiero," celetuk Yun.
"Hah?" Shuhei menatap heran.
"Spanish. Bye-bye..," jawab Yun.
Shuhei akhirnya berkali-kali meneriakkan "te quiero" sambil melambaikan tangan pada Yun, sementara taksi yang membawanya pergi menjauh.
Beberapa tahun kemudian, Shuhei kembali ke Shanghai, berkunjung ke Spanish restaurant tempatnya bekerja part time. Pemiliknya yang pernah tinggal di Jepang, masih saja ramah dan menyambutnya. Dia menunjuk beberapa orang mahasiswa asing dari Spanyol yang waktu itu datang ke restorannya. Mendengar Spanyol, ketika para mahasiswa itu terlihat akan pergi, Shuhei spontan berkata "Hey! Te quiero!!" Para mahasiswa Spanyol itu tertawa.
"Are you kidding?!"
Shuhei terlihat heran.
"I mean.. sayonara, good bye," jelas Shuhei.
Mereka tetap tertawa sambil berlalu.
Pemilik restoran yang ikut tertawa kemudian menjelaskan pada Shuhei yang bingung. Te quiero dalam Spanish, artinya I love you. Shuhei tergugu... Itukah yang dikatakan Yun waktu itu??
Tapi waktu mengubah semuanya, perkampungan rumah Yun sudah tidak ada lagi, begitu juga dengan para penghuninya..
Duh, kesel, cerita favorit saya malah nggak happy ending, huhuhuhu... Tapi tetep suka sama cerita ini. Hhhh...