Aku benci mimpi.
Mimpi selalu seakan membawa pertanda.
Mimpi selalu memberiku rasa saat terjaga.
Kadang sakit kadang bahagia.
Tapi tak nyata.
Tempo hari itu aku mimpi b.a.b, hahaha..
Sebagai orang dengan kelainan pencernaan, rasanya legaaaa buanget bisa b.a.b dalem mimpi. Mana b.a.b.nya banyak pula.
Besoknya pas cerita sama mama, mama dengan yakin bilang aku bakal kehilangan. Glek! Ternyata arti pertandanya nggak semelegakan cerita dalem mimpinya.
Aku nggak mau tersugesti mimpi, sebenernya. Dan syukurnya aku akhirnya lupa karena nggak merasa kehilangan apapun. Tapi setelah ini dan itu terjadi, ak.. ternyata pertanda dalem mimpi terjadi juga. Bukan apa yang hilang, tapi siapa.
Kata orang, mimpi adalah refleksi dari hal-hal yang terus membayangi kita dalam pikiran. Jadi pagi ini aku mimpi lagi. Anehnya, meskipun aku bolak balik terbangun, setiap terlelap lagi, cerita dalem mimpinya terus berlanjut. Dan rasanya aku nggak bisa bener-bener bangun sebelum ceritanya selesai. Seperti sengaja biar aku sedih pas bangun.
See, bahkan mimpi pun bisa menyakiti..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar