Kadang aku kagum pada diriku sendiri.
Aku masih mampu berdiri,
lalu kembali lagi,
Meski berkali tersakiti
.
.
.
This is one of my favourite. Namanya pandan bali. Mungkin satu genus dengan pohon palm, entah, aku cuma ngarang.
Aku suka pohon ini, ak, tanaman ini. Di rumah ada 5 pot, setelah satu pot hampir sebulan yang lalu aku ikhlaskan buat mempercantik kantor.
Hebatnya tanaman ini, he's tough. Meski tumbuh tanpa air yang cukup, tanah yang bagus, boro-boro pupuk berkualitas. But he stands still.
Dulu cuma ada 2 batang, trus berkat saran mbak Ike, tanaman ini ternyata bisa dibiakkan dengan mudah.
Beberapa waktu lalu, bapak berusaha membiakkan lagi, dipotong dari tanaman induk, trus batang terpotong itu ditancapkan di pot baru. Entah salah teknis, atau mungkin tanahnya nggak produktif lagi, tanaman baru ini nggak tumbuh kokoh, aku bahkan bisa dengan gampang ngelepas dari potnya karena dia nggak kunjung berakar. Kata bapak, yang satu itu sudah mati, daunnya mencokelat, dan nunduk semua. Tapi, tau apa? Dari tengah kumpulan daunnya terus tumbuh daun-daun baru.
Di kantor lagi gencar kerja bakti gegara reorganisasi dan peningkatan standar layanan. Kapan itu jeng Riri beli si lucu ekor tupai buat ditaruh di meja teller. Sayangnya, si lucu itu jadi menua sebelum waktunya dan akhirnya mati. Kemaren aku juga beli 2 kantong si lucu itu. Kata yang jual, ekor tupai memang gak kuat ac.
Kembali ke pandan bali. Bowo suka sentimen sama tanaman ini, sementang potnya terlalu berat buat dibawa keluar, tanaman ini jarang disiram. Kapan itu aku sakit hati, akhirnya ambil seember air trus taksiramin. Alhasil lantai kantor jadi becek. Hahahah, kapok kan si Bowo, dia nggak nyiram kembangku tapi ngepel.
Ajaibnya, sama seperti saudaranya di rumah, meski kurang air dan digempur hembus ac yang bikin kering, daun-daun baru terus tumbuh dari ujungnya.
He's tough, isn't he?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar